5 Kenangan Bangunan Peninggalan pada Penjajahan Inggris

5 Kenangan Bangunan Peninggalan pada Penjajahan Inggris  –  Bangunan sejarah peninggalan kolonial Inggris banyak yang masih bertahan di Kota Bengkulu. Ibukota propinsi Bengkulu sudah dikenal sarat dengan sejarah. Peninggalan sejarah dari berbagai era ada di sini. Pasti para penggemar wisata minat khusus sejarah akan sangat menyukainya. Sebutlah ini sebagai heritage trail yaitu perjalanan menapaki jejak-jejak sejarah slot mahjong berupa bangunan-bangunan tua sarat makna. Di kota Bengkulu ada 5 buah bangunan peninggalan kolonial Inggris yang masih tetap bertahan.

5 Kenangan Bangunan Peninggalan pada Penjajahan Inggris

Makam Inggris

Bukti lain tentang peradaban yang dibangun East India Company di Bengkulu yaitu adanya makam Inggris (the Christian Cemetery). Jaraknya juga dekat dari benteng Marlborouh kurang lebih sekitar 800 meter ke arah timur. Masih bisa jalan kaki saja, tak usah cari angkot. Makam ini adalah makam untuk ratusan tentara yang meinggal di masa awal kolonisasi. Mereka wafat karena berbagai penyakit tropis akibat sanitasi buruk seperti kolera, malaria, disentri, dan juga korban perang. Seingatku 20 tahun lalu makam ini penuh sesak, banyak nisan besar bertebaran berantakan. Tetapi waktu itu cuma lihat dari luar, nggak masuk ke dalamnya. Seram. Penampilannya ya seperti pemakaman pada umumnya.

Gedung Daerah, rumah Raffles di Bengkulu

Di kota Bengkulu ada sebuah rumah megah yang dulu pernah dihuni oleh para gubernur jenderal Inggris, salah satunya yang sangat terkenal adalah Thomas Stamford Raffles. Lokasi bangunan ini di Pasar Jitra. Kalau naik angkot cari saja yang ke jurusan Kampung, bisa turun persis di depan bangunan bersejarah ini.

Nama Raffles banyak tercatat dalam sejarah Indonesia. Namanya disematkan untuk bunga padma raksasa Rafflesia arnoldii. Bunga itu sudah sangat identik dengan propinsi Bengkulu. Karenanya Bengkulu juga dapat julukan Bumi Rafflesia. Selain itu Raffles juga menghasilkan buku sejarah yang sangat terkenal, The History of Java, juga mendirikan Kebun Raya Bogor. Rumah bekas tempat tinggal Raffles di Bengkulu sampai kini masih tetap apik setelah tentunya direnovasi. Rumah berubah fungsi menjadi rumah dinas gubernur yang dinamakan Gedung Daerah Balai Raya Semarak.

Benteng Marlborough

Benteng Marlborough adalah sisa bangunan peninggalan Inggris di Bengkulu yang paling dikenal. Cukup berjalan kaki beberapa menit dari kuburan bulek sudah tampak bentuk bangunan benteng yang persis di samping gerbang masuk Kampung Cina.Benteng yang dibangun awal abad 18 (1713- 1719) bernama resmi Fort Marlborough. Nama benteng ini diambil dari nama seorang bangsawan dan pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough I.

Namun nama Marlborough ini berubah di lidah orang Bengkulu. Mungkin mereka kala itu tak terbiasa dengan nama asing dengan jumlah konsonan yang berurutan sampai tiga buah. Benteng Marlborough mendapat nama baru yang lebih mudah diucapkan oleh orang lokal, Malabro. Sebutan slot kamboja Malabro yang tak membuat lidah terpelintir itu bertahan sampai sekarang. Samalah kebiasaan ini dengan daerah asalku di Tapanuli sana yang tak bisa mengucapkan kata dengan dengan dua atau lebih konsonan tanpa huruf vokal di antaranya.

Tugu Hamilton

Tugu Hamilton ini malah lebih dekat ke rumah ibu Fatmawati dan rumah pengasingan Bung Karno. Letaknya di antara kedua bangunan tersebut, di jalan Soekarno Hatta, di tengah persimpangan jalan Fatmawati dan jalan Soekarno Hatta. Tugu Hamilton didedikasikan untuk Kapten Robert Hamilton yang tewas di tangan rakyat Bengkulu tahun 1793. Tugu ini berbentuk sederhana tak seperti tugu Thomas Parr. Bentuknya segi empat dengan obelisk dan ada prasasti yang menyebut Hamilton sebagai “Second Member of Government”.

Tugu Thomas Parr

Berjalan kaki santai tak sampai 10 menit dari Gedung Daerah akan tampak sebuah bangunan kecil yaitu Tugu Thomas Parr. Tugu berbentuk segi delapan dengan beberapa pilar ini beratap kubah membulat. Pintu masuk ke tugu ini ada tiga buah di depan, samping kanan dan samping kiri. Di dinding ada sebuah prasasti yang tak tebaca lagi akibat dirusak tangan-tangan jahil. Prihatin sekali.Karena bentuk kubah yang bulat itu makanya orang Bengkulu menyebutnya dengan nama kuburan bulek. Kuburan bulek artinya kuburan bulat.